Rabu, 17 Agustus 2011

Perjalanan Misi Ke Tanah Papua



Segala puji, hormat & kemuliaan hanya bagi nama Tuhan yang empunya pekerjaan ini, melalui lembaga Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar Jakarta, menjadikan aku bagian dari pelayanan misi di bagian Timur Indonesia.

Tepat tanggal 6 januari 2009, aku ditugaskan untuk pelayanan misi di STT Injili Arastamar Nabire, salah satu cabang SETIA yang yang terletak di Provinsi Papua. Bersama dengan rombongan kami memulai perjalanan pada Pukul 02.00 malam WIB dari Soekarno Hatta Airport dengan menggunakan Pesawat Lion Air, rute Jakarta - Ambon yang ditempuh dengan 3 jam perjalanan. setelah sampai di kota Ambon kami melanjutkan perjalanan dengan menggunakan pesawat Susi Air yang hanya memuat 15 orang, rute Ambon-Kaimana - Nabire dengan 2 jam perjalanan. Suatu perjalanan yang cukup melelahkan dan merupakan perjalanan terjauh yang pernah aku tempuh sejak aku memulai  pelayanan misi ke daerah.

Tepat Pukul 08.00 WIT, Pesawat Susi Air yang kami tumpangi mendarat di Nabire Airportt dan  untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di bagian Timur Indonesia yang di kenal dengan nama Bumi Cendrawasih. kalau selama ini aku hanya mendengar cerita tentang Papua akan tetapi sejak hari itu aku menjadi bagian dari Tanah ini.

Kami memulai pelayanan dengan menjadi ibu asrama sekaligus menjadi tim pengajar  untuk mahasiswa yang notabenenya adalah anak-anak asli Papua. kurangnya pengenalan terhadap mereka & juga lingkungan tempat kami berada merupakan salah satu tantangan diawal pelayanan kami. Akan tetapi itu tidak membuat kami menyerah melainkan tetap semangat dengan sebuah keyakinan bahwa Tuhan yang memulai maka Tuhan juga yang akan menyelesaikannya bagi kami.

Penyertaan Tuhan senantiasa kami rasakan disepanjang pelayanan di Nabire, bahkan ketika kami mengalami masa-masa yang tersulit, saat mulai tawar hati menghadapi situasi yang ada bahkan ketika mendapatkan tantangan dari orang-orang disekitar kami  justru disitulah kami belajar untuk saling menguatkan & saling menopang satu sama lain sebagai sebuah team.

Puji Tuhan memasuki 6 bulan pelayanan, aku bersama dengan seorang rekan diijinkan Tuhan untuk menjangkau daerah pedalaman di Tanah Papua sekaligus melakukan monitoring kepada Mahasiswa yang sedang mengikuti PKL. Dari Nabire Airport dengan pesawat Aviastar Air kami melintasi gunung-gunung  & hutan-hutan  Papua menuju Enarotali Airport. kami tiba pada sore hari, maka kami memutuskan untuk beristirahat di Enarotali & esok hari baru memulai perjalanan untuk mengunjungi Mahasiswa praktek.

Hari pertama di Kab. Paniai, melalui jalan darat kami ke daerah Madi, tempat gedung perkantoran di Paniai dan disitu juga ada salah seorang Mahasiswa yang sedang praktek di salah satu SD yang ada disana.
Hari kedua, kami melanjutkan ke Distrik Paniai Barat melintasi Danau Obano dengan jarak tempuh 30 menit perjalanan menggunakan perahu jonson kemudian menyusuri jalan setapak menuju tempat Mahasiswa sedang berkumpul. setelah memberikan pengarahan kepada mereka, sore harinya kami kembali ke Enarotali .

Pada hari ketiga kami ke Distrik Waghete - Kabupaten  Deiyai yang ditempuh sekitar 2 jam dari Enarotali, perjalanan yang cukup menyenangkan naik turun bukit dan disuguhi dengan keindahan alam pedalaman Papua yang masih sangat alami, bahkan ditengah perjalanan sekali-kali kami menjumpai masyarakat setempat yang sementara berkumpul dipinggir jalan raya. satu hal yang bisa aku pelajari saat itu bahwa masyarakat Papua senang dengan kebersamaan, dimana ada keramaian maka disitu mereka akan berkumpul.

Hari keempat di Paniai kami melanjutkan perjalanan ke Lembah Kamuu- Kabupaten Dogiyai, perjalanan yang cukup melelahkan karena ditempuh dengan 5 jam perjalanan melalui hutan Papua menggunakan mobil strada dengan kondisi jalanan yang rusak parah, bahkan beberapa kali mobil yang kami tumpangi sempat terhenti karena genangan air di jalan. Tepat pada malam hari kami tiba di Lembah Kamuu dan selama 3 hari kami melakukan monitoring di daerah tersebut. setelah itu kami kembali ke Kab. Paniai dan melanjutkan monitoring ke tempat mahasiswa yang ada di Distrik Paniai Timur. Menggunakan perahu jonson kami melintasi Danau Enarotali kemudian melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki melalui rawa hidup yang saat itu airnya sementara surut. dan sore harinya kami kembali ke Enarotali untuk bersiap-siap karena esok harinya kami sudah harus kembali ke Nabire.

Sungguh luar biasa apa yang telah Tuhan kerjakan atas hidup aku secara pribadi bahkan juga buat rekan-rekan sepelayananku, ketika Tuhan mempercayakan sebuah pelayanan yang secara manusia aku tidak akan sanggup untuk mengerjakannya akan tetapi aku bersyukur saat aku merasa lemah & tak berdaya saat itulah Tuhan menguatkan aku. dan aku percaya bukan secara kebetulan Tuhan membawa aku ke Papua, akan tetapi Tuhan ingin menyatakan rencanaNya atas hidupku, supaya aku semakin mengerti bahwa melayani pekerjaan Tuhan bukanlah suatu kehidupan yang menjanjikan kenyamanan secara manusia melainkan suatu kehidupan yang penuh dengan tantangan dan harus dibayar dengan harga yang mahal.

Batang emas akan menjadi emas yang murni ketika ditempa dalam perapian, begitulah kehidupan yang penuh dengan tantangan akan semakin mendewasakan kita di dalam Tuhan.



Bumi Cendrawasih, 20 Agustus 2011
With Love. MS